Kamis, 24 Februari 2011

LAS BUSUR METAL MANUAL / SMAW ( Shield Metal Arc Welding )

LAS BUSUR METAL MANUAL / SMAW ( Shield Metal Arc Welding )
Mengelas adalah penyambungan logam dengan logam atau logam paduan dengan logam paduan dengan cara mencairkan bagian logam yang akan disambung.

1. Definisi las busur metal manual.

Las busur metal manual adalah salah satu proses pengelasan
yang pemanasanya diperoleh dari nyala busur listrik dengan menggunakan elektroda yang berselaput/fluks. Elektroda disamping berfungsi untuk pencetus busur listrik juga berfungsi sebagai logam pengisi, sedangkan fluks berfungsi untuk melindungi hasil pengelasan terhadap kontaminasi atmosfer.

Las busur metal manual termasuk salah satu jenis las yang paling banyak digunakan dalam proses manufaktur dan perbaikan barang – barang mekanik dan konstruksi. Las busur metal manual tidaklah seefisien jenis-jenis las semiotomatis yang lain, karena memerlukan waktu untuk mengganti elektroda dan terak yang dihasilkan harus dibersihkan terlebih dahulu terutama pada saat menyambung atau melapisi.

Las busur metal manual dapat digunakan untuk posisi pengelasan yang berbeda dan dapat digunakan dibengkel atau dilapangan, sehingga banyak digunakan pada pekerjaan keteknikan, mulai dari yang ringan maupun yang berat misalnya, bejana bertekanan dan rangka baja untuk konstruksi bangunan industri, alat berat dan perkapalan.

2. Peralatan las busur metal manual

Peralatan las busur metal manual terdiri dari peralatan utama, peralatan bantu, serta peralatan keselamatan kerja. Untuk dapat melakukan pengelasan dengan baik maka peralatan tersebut harus dilengkapi.

> Peralatan utama adalah alat-alat yang berhubungan langsung dengan proses pengelasan, sehingga pengelasan tidak dapat dilakukan jika salah satu dari peralatan utama tidak ada.
Peralatan utama terdiri dari :
• Mesin las / trafo las,
• Kabel las ( primer dan sekunder ),
• Tang las ( holder ),
• Klem massa.

> Peralatan bantu dan peralatan keselamatan kerja,
antara lain :
• Kedok las / helm las,
• Palu terak ( chipping hammer ),
• Sikat baja,
• Tang penjepit ( smit tang ),
• Tabir penghalang,
• System penghisap asap. Dll


a) Mesin las

Mesin las busur metal manual secara garis besar dibagi dalam 2 golongan, yaitu :

1. Mesin las arus bolak balik ( AC welding machine ).
2. Mesin las arus searah ( DC welding machine ).

> Mesin las arus bolak balik ( AC ) adalah transformator, karena mesin ini dapat menurunkan tegangan misalnya dari 110v, 220v, 380v, atau 420v menjadi berkisar antara 20 - 80v. Pada saat belum terjadi busur las keadaan ini disebut sirkuit terbuka ( open sircuit voltage / OCV ), tegangan pada saat ini 45 – 80v. Sedangkan pada saat terjadinya busur las disebut sirkuit tertutup ( close circuit voltage / CCV ), tegangan pada saat ini diantara 20 – 35v.
Untuk mengatur besar kecilnya arus las pada saat pengelasan dapat dilakukan dengan cara memutar tuas, menarik atau menekan tergantung dari konsumsi transformator tersebut, pada mesin las arus bolak – balik kabel massa dan kabel elektroda jika dipertukarkan tidak akan mempengaruhi perubahan panas yang timbul pada nyala busur.

> Mesin las arus searah ( DC ) mendapatkan sumber tenaga listrik dari trafo las AC yang kemudian dirubah menjadi DC atau dari generator arus searah yang digerakan oleh motor bensin atau motor diesel. Pemasangan kabel – kabel las ( pengkutuban ) pada mesin las DC dapat diatur sesuai dengan keperluan pemasangan yaitu dengan cara :

1. Pengkutuban langsung ( direct current straight polarity ).
Pada pengkutuban ini kutub positif mesin las dihubungkan dengan benda kerja, sedangkan kutub negatifnya dihubungkan dengan elektroda dengan hubungan seperti ini 1/3 bagian panas yang dihasilkan memanaskan elektroda, sedangkan 2/3 lainnya memanaskan benda kerja.

2. Pengkutuban terbalik ( direct current reverse polatity )
Pada pengkutuban ini kutub negatif mesin las dihubungkan dengan benda kerja, sedangkan kutub positif dihubungkan dengan elektroda dengan hubungan seperti ini 1/3 bagian panas yang dihasilkan memanaskan benda kerja, sedangkan 2/3 lainnya memanaskan elektroda.

b) Kabel las ( primer dan sekunder )

Pada mesin las terdapat 2 jenis kabel, yaitu :
- Kabel primer,
- Kabel sekunder.

Kabel primer adalah kabel yang menghubungkan antara sumber tenaga dengan mesin las. Jumlah kawat inti pada kabel primer disesuaikan dengan jumlah phasa mesin las ditambah 1 kawat ground.

Kabel sekunder adalah kabel yang menghubungkan mesin las dengan holder dengan dan tang massa. Inti kabel sekunder terdiri dari kawat – kawat yang halus dan sangat banyak jumlahnya serta dilengkapi dengan isolator.

Penggunaan kabel pada mesin las hendaknya disesuaikan dengan kapasitas arus maximum dari mesin las. Makin kecil diameter kabel atau makin panjang ukuran kabel maka tahanan pada kabel akan makin besar, sedangkan makin besar diameter kabel atau semakin pendek maka hambatan akan semakin rendah.

c) Tang las ( holder )

Holder berfungsi untuk menjepit elektroda. Holder terbuat dari bahan kuningan / tembaga dan dibungkus dengan bahan isolator yang tahan terhadap panas dan arus listrik seperti ebonit. Mulut penjepitnya harus selalu bersih dan jepitanya kuat agar hambatan arus yang terjadi sekecil mungkin.

d) Klem massa

Untuk menghubungkan kabel massa ke benda kerja / benda kerja digunakan penjepit ( klem ) massa. Bahan untuk klem massa sebaiknya sama dengan bahan penjepit elektroda ( holder ). Klem massa harus dijepitkan pada benda kerja / meja kerja pada tempat yang bersih dan jepitanya kuat.


sumber : http://rama378.blogspot.com/2008/06/las-busur-metal-manual-smaw-shield.html